Emosi
Secara harfiah, emosi menurut Oxford English Dictionary sebagai suatu agitasi atau gangguan dalam pikiran, perasaan, nafsu; atau suatu keadaan ketergugahan mental (Goleman, 1995). Bottenberg (1972, dalam Debus, 1977) mengemukakan bahwa emosi merupakan pengalaman atau perilaku yang tidak memiliki pengertian umum yang sama, setiap orang memiliki pandnagan tersendiri mengenai pengertian emosi dan fungsi emosi dalam perilaku manusia.
Budaya
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Bagaimanakah perbedaan ataupun persamaan setiap budaya dalam
konsep emosinya?
Teori dan Pandangan Tradisional tentang Emosi
Ada dua hal yang biasanya terlintas bila berbicara tentang
emosi, yaitu:
1. Pengalaman
emosi, yakni kondisi subjektif, perasaan dalam diri kita.
2. Ekspresi kita
atas emosi melalui suara, wajah, bahasa, atau sikap tubuh (gesture).
Teori utama tentang pengalaman emosional, antara lain:
Teori James/ Lange, menyatakan bahwa pengalaman akan emosi
merupakan hasil dari persepsi seseorang terhadap arousal fisiologis (pada
sistem saraf otonomik) serta terhadap perilaku tampaknya (overt behaviour-nya)
sendiri.
Teori Cannon/ Bard, menyatakan bahwa arousal otonomik
terlampau lamban sehingga tidak bisa dipakai untuk menjelaskan terjadinya
perubahan dalam pengalaman emosional. Sebaliknya pengalaman emosional yang
sadar dihasilkan oleh stimulasi langsung atas pusat-pusat otak di korteks.
Teori Schatcher/ Singer (teori yang terfokus pada peran
interpretasi kognitif), menyatakan bahwa pengalaman emosional tergantung hanya
pada interpretasi seseorang terhadap lingkungan di mana ia mengalami arousal.
Menurutnya emosi tidak terdeferensiasi secara fisiologis.
Daftar Pustaka :